Dua kata yang sangat kontras perbedaannya.
Terkadang aku merasa lelah dengan semua ini aku lelah pada kewajiban dan
tugas-tugas yang di hidangkan sekolah, tapi dari lelah itu beruntungnya aku
masih bisa berfikir, aku masih bisa mengingat dan merasakan.
Berfikir bahwa hanya pada kesempatan
inilah aku merasakan betapa menyenangkannya di buat sibuk oleh tugas-tugas,
mengingat betapa kerasnya usaha ayah dan ibu untuk dapat mempertahankan aku,
agar aku masih terus mencicipi rasa stress karena bersekolah dan aku masih bisa
merasakan betapa beruntungnya aku dibanding mereka yang bermimpi untuk memakai
seragam putih abu-abu. Mereka yang meneteskan peluh dan air mata saat mengingat
tentang mimpi-mimpi di bangku sekolah.
Sempat aku berpikir, apakah mereka yang
tertidur dan tertawa dengan uang papa mama mereka juga berfikir apa yang
aku fikirkan? mengingat apa yang aku ingat? atau bahkan mereka telah merasakan
apa yang aku rasakan?
seandainya sahabat engkau membuka hati.
Masih banyak teman disana yang harus berjuang bertahan hidup, yang harus terus
tersenyum dalam mimpi kosong yang mengiris.
Lalu terkadang aku pun berpikir tentang
cinta. yahh tentang cinta yang layaknya di rasakan oleh remaja jaman sekarang.
Aku memang pernah mengerti apa itu arti cinta. Kau tau apa itu cinta? aku rasa
memang benar cinta itu bahagia, bahagia saat keduanya saling mengerti dan
memahami. Jangan bilang aku tak bisa bertahan dalam perbedaan. Karena justru
dulu aku pernah mengerti cinta karena adanya perbedaan dan indahnya masih
menjadi sesuatu yang terus membayangiku, tapi saat permasalahan mulai datang
dan rasa sulit menghampiri perlahan akhirnya rantai cinta itu terputus. Sempat
ingin aku tetap mempertahankannya tapi sudahlah. Aku tak akan mungkin bertahan
jika hanya aku yang berpegang, tapi kenangan-kenangan indah itu masih terus
menghantuiku. Sampai pada akhirnya hanya ada satu-satunya jalan yang harus
dipilih. Yaitu melupakan segalanya.
Tapi memang dasar memori remaja tak akan
benar-benar bisa melupakan semua hingga bersih tapi inilah aku yang sekarang.
Dulu kau pernah menjadi tulisan merah mudaku tapi sekarang aku harus mencari
yang lain, bukan sebagai pelarian melainkan sebagai semangat yang baru.
Berbulan-bulan lamanya aku tak pernah lagi
merasakan cakrawala imaji. Membuat pelangi-pelangi dengan penaku. Tapi sekarang
aku akan beranjak.
Aku sudah bangkit mejadi apa yang aku
inginkan. Memeluk kembali mimpi-mimpiku yang dulu sempat terbengkalai dan
teman-teman yang selalu ada disampingku 64, kuda, koster, bulan, kasafa, Ayrin
dan teman-teman masa depanku. Mereka adalah sahabat dalam hati. Jikalau
seandainya aku tak lagi berbicara pada kalian, tulisan - tulisan inilah yang
menjadi wakilku. Pelangi yang ku buat dengan pena-pena warnanya terlukis
dari senyum-senyum kalian. Teruslah berwarna agar pelangiku tak akan redup.
Pada akhirnya aku tersadar bahwa banyak
orang yang berdiri disampingku. Untuk menemani kisah hidupku yang tak tau kapan
akan berakhir
dan ada satu lagi yang berada dibelakangku
menuntunku dengan doanya mendorongku dengan semangat dan harapan-harapannya dan
memberiku kasih yang tak pernah bisa aku temui duplikatnya selain mereka. Ialah
orang tuaku
terima kasih ayah
terima kasih ibu
teringat kala keringatmu itu kau
perjuangkan untukku maka barlah tiap 1 pengetahuan kecil yang kuperoleh itu
adalah pahalamu karena aku tidak ingin menjadi seorang yang tak berarti untuk
hidup kalian. Biarkan tiap ilmu dan perbuatan baik yang selalu ku usahakan
menjadi amalia bagi kalian. Meskipun dulu aku pernah menjadi putri kecil
kalian yang selalu ngkau menjakan, maka inilah waktunya aku menjadi putri yang
akan menjadi pelitamu saat ngkau merasa gelap dan menjadi tongkat pemopohmu
saat kau tak bisa lagi berjalan gagah menjalani setapak hidup yang selalu
bergelombang.
Aku ingin mempunyai arti.
Ay
Posting Komentar