gazeboemylia.blogspot.com

 Seperti pelangi, berbeda itu indah. Saat orang lain berkata jangan dia! “kenapa?” karena dia tak sama denganmu. Apa itu menjadi alasan?

“Just gonna stand there watch me burn lets all right because I Love the way you lie..~
Sekitar jam 8 malam nada panggilan masuk Hpku bunyi,
“Bayu Calling”
Ternyata itu telpon darimu. Dengan sedikit malas aku mengangkat telponmu “Hallo Assalamualaikum” opps aku keceplosan lagi, karena terbiasa ngucapin salam tiap angkat telpon aku lupa kalo kamu non Muslim.
Ya kamu dan aku bersebrang keyakinan. Samawi dan Duniawi. Tapi entah aku merasa nyaman berteman dengan mu.
“malem” ucap mu diseberang sambil sedikit nada nyengir khas dirimu
“malem juga”
Dalam pikirku astaga, baru kali ini aku ngucapin salam resmi “malam” dan bukan “Assalamualaikum” tapi tak apalah anggap aja nuansa baru. Sedikit lama aku ngobrol ama dia tapi karena posisi itu ngantuk berat terpaksa harus ku tutup. Niatku pengen banget ngelanjutin tidur tapi ternyata nggak bisa merem lagi, 2 temenku yang lain uda pada traveling mimpi malem itu, maklum sih hari-hari terakhir aku PSG diluar kota sangat menguras tenaga dan mental kami sebagai ABG (anak baru gede).  Waktu aku tengok keluar kamar kost eh ternyata ada si Tata ngobrol-ngobrol ama tetangga sebelah. Sebenernya aku takut ganggu sih, tapi gakpapalah lagian kalo Cuma berdua kan dilarang agama seharusnya hahaha..
“gabisa tidur lg”
Aku kirimkan pesan singkat itu ke kamu dan mungkin saking pekanya kamu berpikir mungkin itu gara-gara telpon tadi, yah aku jawab nggak. Entah sih itu jawaban benar atau salah. Tapi bagiku tidur lagi atau nggak ya gak masalah toh aku uda kenyang tidur.
Semakin dekat kamu dan aku, bercanda lewat pesan menurutku itu alternatif anak muda jaman sekarang. Tersenyum dan tertawa sendiri seperti orang gila kalo sms-an sama kamu.
Dering telpon yang kedua dari kamu aku angkat dengan suka rela. Kita banyak ngobrol disana. Bahkan istimewanya ada beberapa lagu yang kamu nyanyikan dengan  gitar langsung ke aku. Seneng juga sih waktu itu.
Nggak hanya sewaktu PSG saja kita saling kontak, selepas pulangpun kau masih menghubungiku. Menjadi teman untukku. Saling berbagi cerita dan kisah.

v  

“what non Muslim? Serius?”
“iya, kenapa?”
“sebaiknya dipikir ulang deh. dia kan beda agama. Takutnya nanti...”
“emangnya aku mau nikah apa”
 “its okay.”


nggak ada alasan yang pasti untuk berteman. Kalopun kita beda iya memang kita beda. Tapi kita sama-sama manusia kok. Dia bernafas aku juga bernafas. Apa salahnya? Kadang ada hal lain yang membuat perbedaan kita nggak jadi masalah. Saat kita saling menyemangati dan saling membuat tersenyum.
Dan  Itu indah



Ay

0 Responses

Posting Komentar